Kebaikan Daun Bidara Menurut Kaedah Perubatan Islam
Pernahkah anda mendengar tentang Penawar Daun Bidara?
Bidara atau nama sainsnya dikenali sebagai Ziziphus Mauritiana adalah sejenis pohon kecil yang juga menghasilkan buah, kebanyakkannya tumbuh di daerah kering.
Sebutan atau panggilan namanya berbeza-beza antara sesebuah negara, di Malaysia biasanya ia digelar bidara, jujub, epal siam, di Filipina dikenali sebagai Manzanitas. Adapun di Burma ianya dipanggil zee-pen dan dalam bahasa Inggeris ia dikenali sebagai Jujube, Indian Jujube dan Indian plum.
Pohon bidara (sidr) disebut sebanyak 2 kali dalam kitab suci Al Quran iaitu:
a) Surah Saba, Verse 16:
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ
Maka mereka berpaling ingkar, lalu Kami hantarkan kepada mereka banjir yang membinasakan, dan Kami gantikan dua kumpulan kebun mereka (yang subur) itu dengan dua kumpulan kebun yang berisi dengan pohon-pohon yang pahit buahnya, dan pohon-pohon yang jarang berbuah, serta sedikit pohon-pohon bidara.
b) Surah Al-Waqia, Verse 28:
فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ
Mereka bersenang-lenang di antara pohon-pohon bidara yang tidak berduri.
Sebagaimana tumbuh tumbuhan lain yang disebut dalam Al-Quran pasti bidara mempunyai keistimewaan dan khasiatnya yang tersendiri. Tambahan lagi ia disebut sebagai salah satu daripada pohon di dalam syurga.
Daun bidara digunakan untuk memandikan jenazah. Jenazah dimandikan sebanyak 3 kali dan mandian yang pertama menggunakan air yang diramas dengan daun bidara didalamnya.
Hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang orang yang jatuh dari ontanya dan meninggal, Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda :
اغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ فِي ثَوْبَيْنِ.
“Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara dan kafan dengan dua baju”. (HR. Bukhary-Muslim).
Hadits Ummu ‘Athiyah tatkala anak Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam meninggal, beliau bersabda :
اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا أَوْ أَكْثَرَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ
“Mandikanlah dia tiga kali atau lima atau tujuh atau lebih jika kalian melihatnya dengan air dan daun bidara”. (HR. Bukhary-Muslim).
Untuk wanita pula disunatkan menggunakan daunnya sebagai mandian ketika suci dari haid.
hadits ‘Aisyah bahwasanya Asma` bintu Syakal bertanya kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tentang mandi Haid, maka Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menjawab :
تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُوْرَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتُدْلِكُهُ دَلْكًا شَدِيْدًا حَتَى يَبْلُغَ شُؤُوْنَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا. فَقَالَتْ أَسْمَاءُ : وَكَيْفَ
أَتَطَهَّرُ بِهَا ؟ فَقَالَ : سُبْحَانَ الله تَطَهَّرِيْنَ بِهَا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ : كَأَنَّهَا تَخْفَى ذَلِكَ تَتَبَّعِيْنَ أَثَرَ الدَّمِ.
“Hendaklah salah seorang di antara kalian mengambil air dan daun bidara kemudian bersuci dengan sempurna kemudian menyiram kepalanya dan menyela-nyelanya dengan keras sampai ke dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan air. Kemudian mengambil sepotong kain (atau yang semisalnya.) yang telah diberi wangi-wangian kemudian dia bersuci dengannya. Kemudian Asma` bertanya lagi : “Bagaimana saya bersuci dengannya?”. Nabi menjawab : “Subhanallah, bersuci dengannya”. Kata ‘Aisyah : “Seakan-akan Asma` tidak paham dengan yang demikian, maka ikutilah (cucilah) bekas-bekas darah (kemaluan)”. (HSR. Muslim)
Ciri Ciri Daun Bidara
Cuba perhatikan dan amati betul-betul apa yang terdapat di dalam Al-Quran Surat Al-waqi’ah ayat 28 yang berbunyi “Berada di antara pohon bidara yang tak berduri,”,seakan – akan ayat tersebut ingin menunjukan bahwa pohon bidara yang ada di bumi kita ini semua berduri.
Disini ini kita dapat lihat dengan jelas pada gambar pokok bidara yang masih kecilpun sudah nampak penumbuhan durinya, seakan-akan ingin menunjukkan bayangan ciri-cirinya sebagai pohon yang telah disebutkan dalam ayat tersebut.
Selain disebutkan di dalam Al-Qur’an, pokok bidara juga penggunaannya di dalam hadits. Dia digunakan dalam berbagai proses ibadah, ini ramai yang tidak mengetahui sebenarnya daunnya disunnahkan untuk digunakan ketika mandi wajib bagi wanita yang baru suci daripada haid. Juga ketika memandikan jenazah dan menghilangkan najis dari tubuh mayat, jenazah disarankan dimandikan dengan air yang dicampur daun bidara.
Terapi Daun Bidara
Daun Bidara ini biasanya digunakan dalam merawat penyakit-penyakit bersifat rohani seperti gangguan emosi, susah tidur, gangguan makhluk halus dan sihir. Kaedah ini sebenarnya bersumberkan amalan para ulama terdahulu yang menjadikan daun bidara sebagai bahan rawatan utama dalam mengatasi orang yang terkena sihir.
Antara dalilnya ialah sebagaimana yang dsebutkan oleh Abul Hasan Ali ibn Khalaf yang dikenali Ibn Battal al-Maliki yang mensyarahkan sahih Bukhari ketika menghuraikan hadith berkenaan sihir :
“(Hendaklah dia mengambil tujuh helai daun bidara yang segar hijau lalu menumbuknya di antara du abatu (iaitu menggunakan lesung) kemudian digaul dengan air lalu dibacakan ayatul kursi, tiga qul (ada yang mengatakan empat qul termasuk surah al-Kafirun) kemudian dihirup tiga kali dan hendaklah dia mandi dengan air tersebut. Sesungguhnya ia akan menghilangkan apa sahaja yang dihidapinya dengan izin Allah, ia baik bagi lelaki yang tertahan daripada mendatangi isterinya (tidak boleh berjimak disebabkan sihir)”
Dalam contoh lain, Nabi SAW juga menjelaskan bahawa ketika memandikan mayat selain dimandikan dengan air bersih, salah satu mandian mayat tersebut perlu menggunakan campuran air dengan daun bidara. Ini menunjukkan terdapat khasiat khusus pada daun bidara sehingga digunakan ketika memandikan mayat.
Khasiat Daun Bidara Untuk Mengatasi Gangguan Jin Dan Sihir
Wahb bin Munabih, salah seorang pemuka tabi’in yang ahli dalam sejarah dan ilmu kedokteran menyarankan untuk menggunakan tujuh helai daun bidara yang dihaluskan.
Kemudian dilarutkan dalam air dan dibacakan ayat Kursi, surat al Kafirun, al Ikhlash, al Falaq dan an Naas. (lihat Mushannaf Ma’mar bin Rasyid 11/13)
Jika anda menggunakan daun bidara asli, caranya, ambil tujuh helai daun bidara yang masih hijau dan tumbuk di antara dua batu(biasanya guna lesung batu). Kemudian daun bidara yang lumat tadi diambil di letakkan dalam baldi lalu siramkan air diatasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk mandi dan bacakan di dalamnya ayat-ayat al Qur-an.
Seelok-eloknya gunakan air mineral yang bersih
Setelah membacakan ayat-ayat tersebut pada air dalam baldi, ambil sedikit air tadi dan diberi minum sedikit dan kemudian mandi dengan menggunakan baki air dalam baldi tadi. Dengan demikian, insya Allah penyakit (sihir) akan hilang.
Jika orang yang terkena gangguan jin atau sihir merungut tidak selesa, bau busuk , pening kepala mahupun meraung-raung kesakitan, jangan terperdaya, tetap teruskan menyiramnya dengan air campuran daun bidara karena itu adalah raungan dari jin kafir dan iblis yang kesakitan akibat kepanasan.
Dan jika perlu, lakukan berulangan proses tadi dua kali atau lebih, sehingga penyakit (sihir) itu benar-benar sembuh. Insya Allah dengan izinNya,
Allah memberikan manfaat padanya. Pengobatan tersebut juga sangat baik bagi suami yang tidak bisa berhubungan badan karena terkena sihir.
Apabila Terkena Sihir Dan Gangguan Yang Sudah Kronik
Jika ada orang yang mengalami ujian dengan terkena sihir yang susah dihilangkan, hendaknya dia berdoa pahala kepada Allah atas ujian ini, dan berikhtiar untuk merawatnya.
Rawatan sihir yang sudah kronik ini boleh dilakukan dengan menggunakan daun bidara:
Di antara kaedah yang biasa dipraktikkan adalah,
1. Mandi dengan air yang telah dicampur daun bidara
Persiapan: Siapkan 7 daun bidara hijau, dan baldi air yang cukup untuk mandi.
Caranya:
a. Haluskan daun bidara dengan ditumbuk, dan campurkan ke dalam air yang telah disiapkan.
b. Baca ayat-ayat berikut di dekat air (di luar bilik mandi):
1) Baca ta’awudz: a-uudzu billahi minas syaithanir rajiim
2) Ayat kursi (QS. Al-Baqarah: 255)
3) QS. Al-raf, dari ayat 117 sampai 122
4) QS. Yunus, dari ayat 79 sampai 82
5) QS. Taha, dari ayat 65 sampai 70
6) Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
7) Minumkan air tersebut di atas 3 kali (biasannya gunakan gelas kecil)
8) Gunakan baki air tadi untuk mandi.
9) Cara seperti ini bisa dilakukan beberapa kali, sehingga pengaruh sihirnya hilang.
(Kaedah ini disebutkan oleh Dr. Said bin Ali bin Wahf al-Qohthani dalam buku beliau Ad-Dua wa Yalihi Al-Ilaj bi Ar-Ruqa, Hal. 35).
Sumber: Darussyifa, BidaraTerapi & Karangkraf.
0 Comments